JAKARTA, KOMPAS - Semua perusahaan perbankan harus mengirimkan berkas core banking berukuran besar melalui jaringan untuk setiap cabang setiap malam.
Hal ini dilakukan agar semua kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, bisa beroperasi setiap pagi. Jika terdapat gangguan dalam pengiriman data ini, maka kantor cabang terpaksa tutup hingga data tersebut.
Hal ini pernah dialami oleh Bank OCBC NISP. Pengiriman data yang cukup besar tersebut membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
"Ketika listrik mati, atau jaringan putus, data tersendat dan crash. Itu yang terjadi saat menggunakan server fisik. Kantor cabang terpaksa tutup esok harinya karena data tidak terkirim," ungkap Filipus Suwarno, IT Division Head Bank OCBC NISP dalam media briefing di hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/3/2012).
Suwarno menambahkan, setelah migrasi ke virtualisasi data center, pengiriman data hanya butuh waktu 30 menit dan kantor cabang serta kantor-kantor OCBC NISP lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, tak pernah tutup lagi.
Berkantor pusat di Jakarta, Bank OCBC NISP memiliki 49 kantor cabang, tiga cabang syariah, 260 kantor cabang pembantu, 28 kantor kas, 12 poin pembayaran, dan 60 kantor mikro, sehingga total memiliki 413 kantor yang didukung dengan 5800 staf.
Migrasi Virtualisasi Bersama VMWare
VMWare mengumumkan bahwa PT. Bank OCBC NISP telah memanfaatkan virtualisasi bersama VMWare untuk membangun infrastruktur data center.
"VMWare mendapat kehormatan untuk menjadi mitra teknologi strategis OCBC NISP untuk dapat membantu membawa bisnis mereka ke jenjang yang lebih tinggi dalam hal efisiensi dan keandalan TI melalui pemanfaatan model IT as a services," ungkap Andreas Kagawa, Country Manager VMWare Indonesia.
OCBC NISP telah memasang VMWare vSphere pada 144 server fisik yang didistribusikan di 10 casis Blade yang terhubung ke storage area network. Sebelum virtualisasi, server fisik ini berjumlah 700 server.
Aplikasi yang berjalan di atas VMWare termasuk sistem front-end aplikasi core banking, intranet, database Microsoft SQL Server, SAP Fixed Assets, Oracle PeopleSoft Human Resources Management System, Oracle Database dan Oracle Applications.
Tim TI yang terdiri dari teknisi VMWare dan staf TI OCBC NISP membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan proses migrasi.
"Dalam waktu satu tahun itu, kami memastikan performance, stabilitas, dan testing secara terus-menerus, karena ada beberapa aplikasi yang sangat intensif runningnya ketika divirtualisasi sehingga tidak nyaman," jelas Suwarno.
Infrastruktur server baru OCBC NISP mendukung 2000 mesin virtual, terbagi rata dalam dua data center, yakni di Bandung (pusat) dan Jakarta (back-up).
Setelah mengkonsolidasikan infrastruktur SQL Server hingga seperempat dari persyaratan kebutuhan sebelumnya, biaya operasional perangkat keras dan perangkat lunak berkurang hingga 80 persen. Hal ini disebabkan karena setiap mesin virtual dapat diperluas hingag empat CPU virtual dan 256 GB RAM.